Melalui momentum Global Tiger Day tahun ini, kita perlu melihat sejauh mana efektivitas dari berbagai intervensi yang diberikan untuk pengelolaan habitat dan populasi harimau sumatera. Identifikasi celah, tantangan dan pembelajaran perlu dilakukan untuk menciptakan rencana kerja kedepan agar mampu memberikan dampak positif yang signifikan terhadap populasi harimau sumatera. Komitmen para pihak dalam memberikan dukungan yang berkelanjutan juga menjadi bagian penting untuk menjamin program program konservasi dapat berjalan secara efektif dan kolaboratif. Untuk itu, YAPEKA-FHK-INDECON yang didukung oleh BBKSDA Riau melaksanakan workshop “Paradigma dan Komitmen Para Pihak dalam Konservasi Harimau Sumatera” di Pekanbaru pada 30 Juli 2024. Dihadiri setidaknya 90 peserta dari berbagai pihak terkait seperti Pemerintah Pusat, Daerah, LSM, Universitas, Masyarakat dan Media.
Workshop ini bertujuan
- menampilkan status dan kondisi terkini berbagai upaya konservasi alam khususnya pengaruh terhadap populasi harimau Sumatera di Indonesia,
- mempromosikan berbagai praktik-praktik sukses dan tantangan yang dihadapi dalam pelestarian harimau Sumatera,
- menghasilkan rekomendasi dan mewujudkan komitmen para pihak dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan upaya-upaya konservasi harimau Sumatera di Indonesia,
- mendorong pola kerjasama masyarakat.
Proses ini dibagi menjadi tiga segmen yaitu
- pembicara kunci dari pemerintah pusat,
- talkshow dari pemerintah, lsm, swasta dan universitas, serta
- diskusi kelompok yang dibagi dalam kelompok: keterlibatan masyarakat untuk konservasi, efektivitas pengelolaan interaksi antara manusia dan harimau, dukungan pendanaan berkelanjutan dan kolaborasi, dan ekologi dan daya dukung habitat harimau Sumatera.
Workshop ini menghasilkan komitmen sebagai berikut:
- Perlindungan satwa liar (khususnya harimau sumatera) dan habitatnya merupakan tanggung jawab semua pihak sehingga diperlukan kolaborasi lebih kuat dan mengedepankan co-existence kehidupan antara manusia dan harimau sumatera;
- Diperlukan keterlibatan Masyarakat setempat (masyarakat adat) secara aktif dalam perlindungan harimau sumatera dan habitatnya,
- Perlunya integrasi regulasi dan kebijakan pusat, antar KL/ dan daerah dalam pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam, termasuk dalam perlindungan harimau sumatera dan habitatnya,
- Mendukung kolaborasi antar pihak, penguatan skema kerjasama antara institusi terkait dengan mitra seperti bentuk Kemitraan, Kerjasama, Kesepakatan Desa dan skema lainnya dapat dijadikan model pengelolaan dengan tetap memperhatikan aturan yang berlaku,
- Mendorong dukungan pendanaan berkelanjutan dari semua pihak yang tidak mengikat guna mendukung upaya perlindungan harimau dan habitanya, mata pencaharian masyarakat di sekitar dan dalam kawasan serta penyadartahuan public,
- Pengarustamaan Inpres No. 1/2023 tentang pengarusutamaan keanekaragaman hayati sebagai dasar kerja kolaborasi dan dasar dalam mobilisasi sumber daya dari seluruh K/L untuk konservasi satwa liar,
- Interaksi negatif manusia dan satwa liar perlu diselesaikan secara tegas berdasarkan kajian yang komprehensif dan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku;
- Memperkuat kajian ekologi serta daya dukung daya tampung habitat harimau sumatera serta pengurangan interaksi negatif satwa liar dan manusia bersama UPT Ditjen KSDAE dan pihak terkait.,
Perlunya penguatan fungsi ekosistem tempatan yang menyesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat.