” Penutupan Rumah Boboca”
Sejak 26 Februari 2022, Masyarakat desa Bulutui, Kec. Likupang Barat, Kab. Minahasa Utara. Melakukan penutupan rumah Boboca, yang sebelumnya di buka selama sepekan atau 7 hari.
Home > Laporan Program
Pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan
The KERABAT Consortium, supported by KfW/IUCN, conducted participatory land use mapping in seven RB Wildlife Reserve (RBWR) villages to identify land use patterns and promote sustainable livelihoods. Activities included mapping training, discussion series, field surveys, consultations, and land use planning. The project revealed extensive mixed rubber forests vital for local livelihoods and identified potential communal lands for optimal use, supporting biodiversity protection and community sustainability.
The feasibility study was conducted around Rimbang Baling Wildlife Reserve and focused on five primary commodities: agarwood, durian, petai, rattan manau, and dragon blood. Recommendations include developing these NTFPs in designated blocks, using local resources, building community capacity, and strengthening market access through agreements between farmers and buyers for sustainable development.
The rubber feasibility study aims to value chains, market chains, rubber community development options, and potential rubber businesses from village to provincial levels. This study identified several key stakeholders including smallholders, middlemen, traders, and a rubber factory in Jambi. This study highlighted price fluctuations along the value chain and proposed strategies to enhance community livelihoods through several initiatives, such as facilitating potential partners and capacity building to increase rubber production.
The study aims to identify existing and potential economic activities, assess business feasibility, and formulate policies for sustainable inland fisheries development to support community livelihood in the Subayang River area (Rimbang Baling Wildlife Area). This study highlighted ‘Lubuk Larangan’, a fisheries management based on local wisdom to restrict fishing activities for a certain period of time.
A series of discussion and socioeconomic surveys was conducted to update socioeconomic information about he communities living within and around the Rimbang Baling Wildlife Reserve Landscape, Riau, Sumatra. This document includes more specific information on seven villages within and around Rimbang Baling Wildlife Reserve, which are the key villages for the Tiger Programme (ITHCP) Phase III work between 2022 and 2024.
Bersama Melindungi: YAPEKA untuk Pemberdayaan dan Konservasi Alam.
Sejak 26 Februari 2022, Masyarakat desa Bulutui, Kec. Likupang Barat, Kab. Minahasa Utara. Melakukan penutupan rumah Boboca, yang sebelumnya di buka selama sepekan atau 7 hari.
Dugong (Dugong dugon) merupakan mamalia herbivora laut dilindungi yang memiliki populasi di Indonesia pada tahun 1970-an berjumlah sekitar 10.000 ekor dan diperkirakan pada tahun 1994 jumlahnya hanya sekitar 1.000 ekor. Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya, dugong dikategorikan sebagai satwa yang dilindungi.
Radio Komunitas Subayang, bukan hanya tempat untuk penyiaran berita lewat radio saja, tetapi menjadi ruang publik bagi masyarakat sekitar SM. Bukit Rimbang Baling yang merupakan habitat Datuk (Harimau)
Ba nyare sudah tidak asing lagi bagi setiap masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang terdampak langsung dengan kegiatan pasang surut air laut
Karimba Fest 2024 telah berhasil terselenggarakan, pada Sabtu 31 Agustus 2024. bertempat di lapangan Desa Tanjung Belit, Kampar Kiri Hulu, Kampar, Riau. Bersama dengan Konsorsium KERABAT (YAPEKA, INDECON, dan FHK) dan keterlibatan mitra lokal, seperti Rumah Sunting, dan Green Radio Line.
Dari sudut pandang prioritas ketahanan iklim, terdapat dua hal penting yang akan memberikan dampak terjadinya perubahan iklim di wilayah ini, yaitu pada sektor pesisir dan kelautan dan sektor ketersediaan air bersih.
Jumat, 02 Desember 2022, Yapeka, mitra dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, bersama menggelar Lokakarya yang bertujuan mendiseminasikan Locally Managed Marine Area (LMMA) dan OECM sebagai kontributor pengelolaan pesisir berkelanjutan.
Duyung (Dugong dugon), satu-satunya mamalia laut herbivora di Indonesia, saat ini menghadapi ancaman kepunahan. Hingga saat ini informasi populasi duyung di Indonesia masih sangat terbatas, meskipun upaya pemantauan sudah banyak dilakukan. WISDAM menawarkan harapan besar dalam konservasi biota laut. Hasil analisis UAV dengan WISDAM, berhasil medeteksi kemunculan dugong, penyu serta ikan pari selama pemantauan di wilayah perairan Sulawesi Utara. Dengan memanfaatkan AI, proses analisis data dapat dipercepat, memungkinkan pemantauan biodiversitas laut secara lebih efisien dan akurat secara spasial. Teknologi ini memiliki potensi besar untuk diaplikasikan di wilayah lain di Indonesia, dalam upaya pemantauan biodiversitas laut lainnya seperti penyu, paus, lumba-lumba, pari, dan hiu.
Podcast Ngobras adalah kepanjangan dari Ngobrol dan Sharing yang mana bukan hanya milik YAPEKA, melainkan milik bersama yang diwujudkan sebagai wadah serta sarana bersama berbagi informasi dan pengembangan bersama bertemakan konservasi dengan kemasan khusus penyiaran.
Membantu Pemberdayaan Masyarakat dan Melestarikan Alam sebagai Relawan bersama YAPEKA!
Mengenalkan alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia melalui aktivitas kegiatan di masyarakat dan lingkungan guna membangun kesadaran akan pentingnya kelestarian dan kelangsungan hidup keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Dapatkan informasi terbaru dari kami
2023 Yapeka. All rights reserved.