Pelatihan Manajemen Ekowisata Berbasis Masyarakat
Pada bulan Februari tanggal 23 – 24, berlokasi di Kupang, bagian dari wawasan pengelolaan wisata terpadu di bentang Laut Sawu.
Home > About Us
Pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan
Laporan Kegiatan
The KERABAT Consortium, supported by KfW/IUCN, conducted participatory land use mapping in seven RB Wildlife Reserve (RBWR) villages to identify land use patterns and promote sustainable livelihoods. Activities included mapping training, discussion series, field surveys, consultations, and land use planning. The project revealed extensive mixed rubber forests vital for local livelihoods and identified potential communal lands for optimal use, supporting biodiversity protection and community sustainability.
The feasibility study was conducted around Rimbang Baling Wildlife Reserve and focused on five primary commodities: agarwood, durian, petai, rattan manau, and dragon blood. Recommendations include developing these NTFPs in designated blocks, using local resources, building community capacity, and strengthening market access through agreements between farmers and buyers for sustainable development.
The rubber feasibility study aims to value chains, market chains, rubber community development options, and potential rubber businesses from village to provincial levels. This study identified several key stakeholders including smallholders, middlemen, traders, and a rubber factory in Jambi. This study highlighted price fluctuations along the value chain and proposed strategies to enhance community livelihoods through several initiatives, such as facilitating potential partners and capacity building to increase rubber production.
The study aims to identify existing and potential economic activities, assess business feasibility, and formulate policies for sustainable inland fisheries development to support community livelihood in the Subayang River area (Rimbang Baling Wildlife Area). This study highlighted ‘Lubuk Larangan’, a fisheries management based on local wisdom to restrict fishing activities for a certain period of time.
A series of discussion and socioeconomic surveys was conducted to update socioeconomic information about he communities living within and around the Rimbang Baling Wildlife Reserve Landscape, Riau, Sumatra. This document includes more specific information on seven villages within and around Rimbang Baling Wildlife Reserve, which are the key villages for the Tiger Programme (ITHCP) Phase III work between 2022 and 2024.
Modul
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat secara Berkelanjutan di Laut Sawu
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat Secara Berkelanjutan di Laut Sawu
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat Secara Berkelanjutan di Laut Sawu
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat secara Berkelanjutan di Laut Sawu
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat secara Berkelanjutan di Laut Sawu
Buku
Kumpulan Paket-Paket Kegiatan Desa yang Mendukung Pelestarian Wilayah Pesisir Laut
Kegiatan Penyuluhan ke sekolah sekolah dasar tentang perlindungan kawasan Taman Nasional Way Kambas sebagai habitat Badak Sumatra
Jurnal
By V A Wicaksono, A M Nasution, A R Putriraya, and A Digdo
By T S A Meidina, MM Kamal, F Kurniawan, H S Darusman and A Digdo
Karya Ilmiah
By Bart Martijn van Woerden
By Andronicus
Kajian mengenai sosio-ekologi, ekonomi, dan budaya serta kawasan konservasi perairan berbasis masyarakat di pesisir Kabupaten Kepulauan Sangihe ini bertujuan untuk menggali potensi ekologi, sosial, ekonomi, dan budaya wilayah tersebut. Kajian ini juga mengidentifikasi strategi efektif untuk pelestarian ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Pendekatan berbasis masyarakat diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap keseimbangan ekosistem serta keberlanjutan ekonomi dan sosial di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Bersama Melindungi: YAPEKA untuk Pemberdayaan dan Konservasi Alam.
Pada bulan Februari tanggal 23 – 24, berlokasi di Kupang, bagian dari wawasan pengelolaan wisata terpadu di bentang Laut Sawu.
Rumah Yapeka bersama dengan masyarakat dan pemerintah Desa Bahoi berkumpul di Rumah Pintar Bahoi mengadakan diskusi Diskusi Penggalian Potensi SDA Di Desa Bahoi (23-24 Maret 2021), Bulutui (25-26 Maret 2021) dan Tarabitan (8-9 April 2021). Dalam kegiatan ini, kami berdiskusi tentang potensi sumberdaya alam dari Desa Bahoi, disertai dengan sedikit materi tentang ekowisata, blue carbon dan budidaya spirulina.
Profesi sebagai nelayan yang telah di gelutinya selama 15 tahun, hingga saat ini masih aktif sebagai nelayan gurita
Pada bulan Februari tanggal 23 – 24, berlokasi di Kupang, bagian dari wawasan pengelolaan wisata terpadu di bentang Laut Sawu.
KERABAT Consortium, Led by YAPEKA work in BBKSDA Riau in collaboration with INDECON and FHK work in a unique area, where the remaining Sumatran tiger population is critically endangered (the IUCN RedList) and coexist with the local human population. This area, known as the Rimbang Baling landscape – with a Wildlife Reserve as its core area – is located in Riau Province, Sumatra Island of Indonesia. Part of the IUCN ITHCP Phase III supported by KfW, this project’s objective is to help the local community recognize the value of actively conserving Sumatran tigers while simultaneously improving their quality of life.
Conservation of Rimbang Baling Wildlife Reserve (RBWR) requires meaningful participation from diverse stakeholders, for example through conservation and sustainable livelihood aspects. Engaging the management authority, local governments and community who live inside and adjacent to RBWR are essential. Multi-layer collaborative approaches include central government, local government, village government and private sector.
Kegiatan Pelatihan Rehabilitasi Mangrove bersama Masyarakat pada tanggal 25 – 26 Agustus 2021, di Desa Holulai, Kec. Loaholu, Kab. Rote, yg diikuti 30 peserta dari masyarakat dan 2 mahasiswa PKL Undana (Universitas Nusa Cendana).
Ba nyare sudah tidak asing lagi bagi setiap masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang terdampak langsung dengan kegiatan pasang surut air laut
Duyung (Dugong dugon), satu-satunya mamalia laut herbivora di Indonesia, saat ini menghadapi ancaman kepunahan. Hingga saat ini informasi populasi duyung di Indonesia masih sangat terbatas, meskipun upaya pemantauan sudah banyak dilakukan. WISDAM menawarkan harapan besar dalam konservasi biota laut. Hasil analisis UAV dengan WISDAM, berhasil medeteksi kemunculan dugong, penyu serta ikan pari selama pemantauan di wilayah perairan Sulawesi Utara. Dengan memanfaatkan AI, proses analisis data dapat dipercepat, memungkinkan pemantauan biodiversitas laut secara lebih efisien dan akurat secara spasial. Teknologi ini memiliki potensi besar untuk diaplikasikan di wilayah lain di Indonesia, dalam upaya pemantauan biodiversitas laut lainnya seperti penyu, paus, lumba-lumba, pari, dan hiu.
Podcast Ngobras adalah kepanjangan dari Ngobrol dan Sharing yang mana bukan hanya milik YAPEKA, melainkan milik bersama yang diwujudkan sebagai wadah serta sarana bersama berbagi informasi dan pengembangan bersama bertemakan konservasi dengan kemasan khusus penyiaran.
Membantu Pemberdayaan Masyarakat dan Melestarikan Alam sebagai Relawan bersama YAPEKA!
Mengenalkan alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia melalui aktivitas kegiatan di masyarakat dan lingkungan guna membangun kesadaran akan pentingnya kelestarian dan kelangsungan hidup keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Dapatkan informasi terbaru dari kami
2023 Yapeka. All rights reserved.