Penguatan Kelembagaan POKDARWIS “Kombu Omang” dan “Larawali”, Sumba Timur

Penguatan Kelembagaan POKDARWIS “Kombu Omang” dan “Larawali”, Sumba Timur

Sumba yang terkenal sebagai destinasi eksotik budaya, geografis maupun laut dan pantainya menjadi salah satu faktor penggerak wisata khas di pulau NTT, salah satunya Kabupaten Sumba Timur. Desa Palanggay dan Napu merupakan salah satu destinasi wisata tersembunyi dengan pesona eksotiknya dikawasan Sumba Timur. 

Keberlanjutan destinasi wisata akan sangat tergantung dengan pengelola di kawasan tersebut, terutama wisata yang berbasiskan potensi alam. Kondisi pandemi yang cukup mengikis ekonomi kegiatan sektor pariwisata, lebih kami manfaatkan dalam penguatan kelembagaan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) di kedua desa. Sembari menunggu meredanya pandemic, penguatan pengelolaan perlu disiapkan saat sektor wisata perlahan menuju aktivitas normal.

Gambar 1. Fasilitasi penguatan kelembagaan POKDARWIS “Kombu Omang” Desa Palanggay.

POKDARWIS “Kambu Omang” yang diketuai Bpk. Yunus Ndapa, (Desa Palanggay) dan “Larawali” dibawah Bpk. Eka Setyawan Umbu Nangi (Desa Napu), sepakat untuk mengadakan penguatan kelembagaan yang kami fasilitasi melalui COREMAP-CTI TNP Laut Sawu di bulan Juli 2021. POKDARWIS “Kambu Omang” ini merupakan kelompok pengelola wisata di Desa Palanggay, sedangkan “Larawali” merupakan kelompok pengelola wisata di Desa Napu, Kabupaten Sumba Timur. Beberapa Materi Penguatan kelembagaan yang kami sampaikan yaitu:

  • Kegiatan COREMAP-CTI khususnya Paket 2: Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat secara Berkelanjutan di Laut Sawu
  • Sosialisasi Pedoman pembentukan POKDARWIS yang dikeluarkan oleh Kemenparekraf tahun 2012.
  • Diskusi antara masyarakat terkait rencana pengembangan daya tarik wisata (DTW) dan kepengurusan POKDARWIS di kedua desa.

Potensi Daya Tarik Wisata

Diskusi masyarakat memunculkan peluang pengembangan Daya Tarik Wisata (DTW) di masing-masing desa dengan target awal wisatawan lokal dari Waingapu. Pokdarwis Kombu Omang tertarik mengembangkan pantai Kombu Omang dengan pasir putihnya, serta adanya mangrove yang hampir mirip wisata pantai Walakiri (mangrove kecil di pantainya) yang menjadi salah satu DTW favorit dari Sumba Timur. 

Gambar 3. Potensi Daya Tarik Wisata Pantai Kombu Omang (Pantai Walakiri kedua di Sumba Timur), dengan mangrove di pasir putihnya, Desa Palanggay.

Pokdarwis Larawali, berniat untuk mengembangkan pantai Larawali dengan pantai pasir putih panjangnya sebagai DTW. Selain itu, aktivitas meamncing dari wisatawan lokal cukup berpotensi. Dan yang cukup menarik adalah potensi lokasi bertelur penyu di sekitar pnatai LArawali, bisa menjadi DTW minat khusus dengan berpedoman pelestarian penyu di TNP Laut Sawu.

Gambar 4. Potens Daya Tarik Wisata Pantai Larawali, dengan pasir putih panjangnya, yang siap memberikan energi positif kepada jiwa penikmat wisata

Tantangan

Rencana pengembangan DTW di kedua desa tidak terlepas dari tantangan yang perlu dikelola. Tantangan yang muncul dan harus dihadapi serta dikelola kedua desa ini hampir sama, yaitu

  • Belum tersedianya fasilitas pendukung, seperti papan informasi dan interpretasi, pondok pusat informasi,maupun homestay. 
  • Belum tersedianya manajemen pengelolaan kawasan, termasuk didalamnya sistem retribusi dari pengunjung pantai Kambu Omang dan 
  • DTW belum banyak diketahui oleh wisatawan dari luar Sumba Timur. 

Tantangan ini akan menjadi sarana penguatan kelompok dalam kebersamaan mengembangkan DTW di desanya masing-masing. Kedua Pokdarwis secara swadaya berupaya menghadapi tantangan ini dengan memberdayakan potensi lokal dan mencoba menggaet pihak desa ke depannya

Potensi yang cukup besar tersimpan dalam rencana pengembangan DTW di Palanggay dan Napu, kedepannya Yapeka melalui program COREMAP-CTI akan membantu fasilitasi dasar-dasar pengembangan ekowisata, dan penataan kawasan. Serta memfasilitasi koordinasi POKDARWIS/Desa dengan Dinas Pariwisata Kab. Sumba Timur guna mendorong pengukuhan status “Kombu Omang” dan “Larawali”. 

Harapan kedepan untuk kedua POKDARWIS, mereka mampu mengelola potensi-potensi wisata yang ada di desa. Persiapan-persiapan penataan lokasi wisata, infrastruktur sederhana pendukung wisata berbasis sumber daya lokal sedang dipersiapkan sambil menunggu penurunan pandemi COVID-19, sehingga wisata bisa berjalan mendekati normal. 

YAPEKA

YAPEKA

YAPEKA merupakan lembaga non-profit yang bergerak dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Konservasi Alam.

Tentang Kami

YAPEKA
YAPEKA

YAPEKA merupakan lembaga non-profit yang bergerak dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Konservasi Alam.

Hubungi Kami

Kami sangat terbuka akan usul, saran, dan kritik. Bila ada pertanyaan lebih lanjut hubungi kami.